
Rais Syuriah PCNU Pelalawan – Riau
Stop People Power tidak beretika
KH.Muhammad Targhib sangat menentang upaya maupun ajakan
people power alias unjuk kekuatan rakyat yang direncanakan pendukung
pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Rais
Syuriah Juga menghimbau Masyarakat jangan gampang terprovokasi dan
sebaiknya menolak ajakan people power. Ajakan people power, kata
KH.Muhammad Targhib bisa dinilai sebagai upaya merusak demokrasi serta
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebaliknya,
Rais Syuriyah mengajak semua elemen masyarakat di Kabupaten Pelalawan
untuk menghormati hasil final pemilu yang ditetapkan Komisi Pemilihan
Umum (KPU) pada 22 Mei 2019. Ketidakpuasan terhadap hasil pemilu
sebaiknya diselesaikan melalui Badan Pengawas Pemilu dan diajukan ke
Mahkamah Konstitusi.
Ketua
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang Umar Usman
sepaham dengan Rais Syuriyah PCNU Pelalawan beralasan. Pertama, seruan
people power sangat tidak edukatif bagi rakyat, tidak dewasa, dan
menodai sikap fair play.
Reformasi
telah menghasilkan ruang bagi kemerdekaan berpikir dan kebebasan
berpendapat bagi rakyat. Wacana people power justru menampakkan
ketidakpercayaan terhadap pesta demokrasi yang baru saja usai.
“Pemilu
adalah mekanisme yang terukur dan objektif yang bisa
dipertanggungjawabkan dan bisa dijadikan parameter siapa yang menang,
siapa yang mayoritas, dan siapa yang kalah. Jadi, kita hormati saja apa
pun hasilnya nanti,”
Kedua,
wacana maupun ajakan people power usai pemilu bukanlah people power
yang sesungguhnya seperti terjadi di masa awal gerakan reformasi, yang
berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.Pemilu
ia ibaratkan sebagai pertandingan sepak bola. “Marilah kita dukung
sikap sportivitas untuk mendidik rakyat. Seruan people power itu sangat
provokatif dan tidak bermanfaat,”